Sabtu, 04 Juni 2022

3.1.a.9. KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1 - PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN

KONEKSI ANTARMATERI

PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN

Oleh : HINDUN KHOZANAH

Alhamdulillah, pada sesi 3.1.a.9 ini saya akan mencoba menuliskan pemahaman saya dalam sebuah rangkuman “Koneksi Antar Materi Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran”.

Pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap memiliki pengaruh terhadap bagaiamana pengambilan sebuah keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran yang diambil.

Filosofi Pratap Triloka yang terdiri dari Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karsa dan Tut Wuri Handayani memberikan pengaruh yang besar dalam mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Guru sebagai pemimpin pembelajaran memiliki peran di depan memberi teladan/contoh baik kepada murid, di tengah (bersama-sama dengan murid) membangun motivasi/dorongan dalam artian memberikan karsa/usaha keras memotivasi murid, dan dibelakang memberi dukungan serta membantu murid agar dapat menyelesaikan /mengambil keputusan terhadap permaslahannya sendiri, tentu saja dengan menerapkan pengambilan keputusan yang berpihak pada murid melalui tahapan penerapan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan keputusan untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila.

Guru hanya berperan sebagai pamong yang mengarahkan murid agar murid menuju keselamataan dan kebahagiaan.

Nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh terhadap prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan keputusan.

Setiap guru seyogyanya memiliki nilai-nilai positif yang tertanam dalam dirinya. Nilai-nilai tersebut merupakan prinsip yang dipegang teguh ketika kita berada dalam posisi yang menuntut kita untuk mengambil keputusan dari dua pilihan yang secara logika dan rasa keduanya benar, berada situasi dilema etika (benar vs benar) atau berada dalam dua pilihan antara benar melawan salah (bujukan moral) yang menuntut kita berpikir secara seksama untuk mengambil keputusan yang benar. Dalam sebuah pengambilan keputusan, nilai di dalam diri tersebut yang akan menuntun apakah pengambilan keputusan menggunakan pola berpikir berbasis hasil akhir, berpikir berbasis peraturan ataukah berpikir berbasis rasa peduli. Seorang pamong selayaknya dapat memberikan tuntunan agar anak menemukan kemerdekaan melalui pengambilan keputusan yang tepat dan bertanggung jawab.

Kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan coaching (bimbingan) yang diberikan pendamping dalam proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan tersebut. Kegiatan tersebut masih sangat efektif, al-hal ini bisa dibantu oleh sesi coaching yang telah dibahas pada modul 2 sebelumnya.

Pembimbingan yang diberikan oleh fasilitator dan pendamping praktik sangat efektif membantu saya berlatih mengevaluasi keputusan yang telah saya ambil. Apakah keputusan tersebut sudah berpihak kepada murid, sudah sejalan dengan nilai-nilai kebajikan universal dan apakah keputusan yang saya ambil tersebut akan dapat saya pertanggung jawabkan. Guru dalam menjalankan tugasnya menjadi pamong dan pembawa agen perubahan harus bisa mengetahui kebutuhan belajar murid serta memberikan teladan kepada murid. Terkait dengan hal ini, tentulah akan terjadi banyak hal yang menjadi problematika dari murid, dan disini kita memerlukan teknik untuk membantu murid melalui “coaching”.

Coaching adalah ketrampilan yang sangat penting dalam menggali suatu masalah yang sebenarnya terjadi baik masalah dalam diri kita maupun masalah yang dimiliki orang lain. Dengan langkah coaching TIRTA, kita dapat mengidentifikasi masalah apa yang sebenarnya terjadi dan membuat pemecahan masalah secara sistematis. Konsep coaching TIRTA sangat ideal apaila dikombinasikan dengan sembilan langkah konsep pengambilan dan pengujian keputusan sebagai evaluasi terhadap keputusan yang kita ambil.

TIRTA merupakan model coaching yang dikembangkan dengan semangat merdeka belajar. Model TIRTA menuntut guru untuk memiliki keterampilan coaching. Hal ini penting mengingat tujuan coaching, yaitu untuk melejitkan potensi murid agar menjadi lebih merdeka. TIRTA adalah satu model coaching yang diperkenalkan dalam Program Pendidikan Guru Penggerak saat ini. TIRTA dikembangkan dari Model GROW. GROW adalah akronim dari Goal, Reality, Options dan Will.

Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan?

Aspek sosial emosional guru akan sangat mempengaruhi pengambilan sebuah keputusan. Disinilah letak keharusan guru untuk mampu mengelola dan menyadarinya, sehingga kondisi emosional guru yang dikeluarkan adalah kondisi emosional yang menyenangkan dan mendukung murid untuk belajar dengan tanpa paksaan dan senang hati.

Aspek pengelolaan sosial emosional guru yang stabil, menyenangkan dan penuh semangat akan menunjang fokus guru dan murid dalam pembelajaran, menjadikan pengambilan keputusan menjadi lebih tepat dan bijak sehingga menjadikan merdeka belajar di kelas dan sekolah.

Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Terkait dengan hal ini, seorang pendidik hendaknya bisa memilah suatu kasus apakah merupakan dilema etika ataukah bujukan moral. Pengambilan keputusan yang diambil hendaknya tetap menerapkan 4 paradigma, memperhatikan 3 prinsip dan 9 langkah dalam pengambilan keputusan. Sehingga harapannya adalah pendidik sebagai pemimpin pembelajaran akan mampu membuat keputusan yang bertanggungjawab dan berpihak pada murid.

Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman?

Pengambilan keputusan yang tepat yang berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman dapat tercipta apabila kita dapat membedakan apakah persoalan tersebut sebuah dilema etika ataukah bujukan moral. Setelah itu dalam pengambilan keputusan juga hendaknya memperhatikan 3 prinsip pengambilan keputusan yang meliputi berpikir berbasis hasil akhir, berpikir berbasis peraturan dan berbasis rasa peduli. Empat (4) Paradigma dalam pengambilan keputusan juga harus diperhatikan, apakah individu lawan masyarakat, kebenaran lawan kesetiaan, keadilan versus belas kasih dan jangka pendek versus jangka panjang. Sedangkan untuk pengambilan keputusan yang baik, hendaklah menggunakan 9 langkah dalam pengambilan keputusan. Isya Alloh, melalui langkah-langkah ini keputusan yang diambil adalah keputusan yang mampu membuat situasi kondusif, aman dan nyaman di lingkungan sekolah maupun sekitarnya.

Selanjutnya, apakah kesulitan-kesulitan di lingkungan Anda yang sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Apakah ini kembali ke masalah perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Benar, kesulitannya adalah membedakan apakah persoalan tersebut termasuk dilema etika ataukah bujukan moral. Setelah mampu menganalisis persoalan terkait dilema etika, pengambilan keputusan hendaknya memperhatikan paradigma apakah persoalan tersebut Individu lawan masyarakat (individual vs community), rasa keadilan lawan rasa kasihan ( justice vs mercy), kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty), dan jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term).

Kesulitan lain selain dalam hal membedakan apakah persoalan tersebut dilema etika ataukah bujukan moral adalah terkadang terdapat sistem sekolah yang memaksa kita untuk tetap tidak bisa melaksanakan keputusan sesuai dengan kebajikan universal, juga kurangnya komitmen warga sekolah dalam melaksanakan keputusan yang telah disepakati.

Dan pada akhirnya, apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita?

Dalam hal pengambilan keputusan, kita semua telah mendapatkan banyak pelajaran dalam modul ini tentang berbagai hal yang harus diperhatikan dan bagaimana cara mengambil keputusan. Apabila kita memegang prinsip-prinsip, paradigma dan cara-cara yang diajarkan pada modul ini dalam pengambilan keputusan, insya Alloh keputusan yang kita ambil adalah keputusan yang bersifat positif, membuat siswa merasa nyaman, dan tenang. Semuanya dilakukan untuk memerdekan siswa dalam mencapai keselamatan dan kebahagiaan belajar mereka.

Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Keputusan yang tepat, bertanggung jawab dan bijaksana yang diambil oleh guru akan memberikan ruang untuk memerdekakan murid serta memihak pada murid dan pada akhirnya menjadikan murid berkembang menjadi pribadi yang kreatif, inovatif dan matang dalam pembelajaran, dan tentu saja akan menjadikan mereka belajar untuk bisa melakukan pengambilan keputusan bagi masa depan mereka sendiri. Demikian pula sebaliknya, keputusan yang kurang tepat dan tidak bijak tentu saja akan terkenang oleh murid dan membawa dampak kurang baik di masa depan mereka.

Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Kesimpulan akhir yang dapat ditarik dari pembelajaran modul materi ini dengan modul sebelumnya adalah bahwa konsep kepemimpinan murid sangat terkait dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan filosofi dari Ki Hajar Dewantara.

Bahwa maksud dari pendidikan adalah menuntun segala kodrat anak agar mencapai kebahagiaan dan keselamatan yang setinggi-tingginya baik sebagai individu maupun anggota masyarakat. Terkait dengan hal tersebut, dalam proses pembelajaran, guru hendaklah memiliki keterampilan (skill) dalam pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran karena pendidik adalah teladan bagi murid untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila. Dibutuhkan keberanian dan kepercayaan diri untuk menghadapi konsekuensi dan implikasi dari keputusan yang kita ambil karena tidak ada keputusan yang mengakomodasi seluruh kepentingan para pemangku kepentingan, juga diperlukan kejelasan visi dan misi, budaya, dan nilai-nilai yang dianggap penting di sekolah, agar bisa menjadi acuan dalam pengambilan keputusan. Diharapkan proses pengambilan keputusan dapat dilakukan secara sadar penuh (mindful), sadar dengan berbagai pilihan dan konsekuensi yang ada.

Keterampilan coaching akan membantu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk memprediksi hasil, dan melihat berbagai opsi sehingga dapat mengambil keputusan dengan baik. Coaching ini akan membantu guru dalam mengidentifikasi berbagai persoalan murid dan membantunya dalam mengambil keputusan atas persoalannya tersebut. Coaching ini juga sangat bermanfaat untuk membantu rekan sejawat dalam permasalahan pembelajaran, sehingga rekan sejawat akan menemukan solusi dari permasalahannya. Muara akhirnya adalah terciptanya budaya postif pada lingkungan belajar di sekolah dan komunitas praktisi sehingga Profil Pelajar Pancasila akan terwujud.

3 komentar:

  1. Postingan yg sangat bermanfaat
    Tetap semangat berkarya bu.💪

    BalasHapus
  2. Benar sekali Ibu, bahkan dengan keteladanan itu sebenarnya siswa akan langsung mengikuti tanpa perlu kita perintah

    BalasHapus
  3. Luar biasa...pelajaran berbasis projek...sangat menginspirasi

    BalasHapus

3.2.a.10. AKSI NYATA MODUL 3.2 PEMIMPIN DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA

AKSI NYATA MODUL 3.2 PEMIMPIN DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA Hindun Khozanah CGP Angkatan 4 Kabupat...